SENJATA PEMUSNAH MASSAL : HAARP
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ketika Ummat Islam disibukkan dengan Perang antar paham, yang
disebarkan oleh Yahudi, maka mereka leluasa mengembangkan ilmu
pengetahuan dibidang persenjataan. Dan menurut admin yg paling
memungkinkan untuk menyerang pada agenda tsb adalah menggunakan HAARP.
Megaproyek Bluebeam adalah sebuah proyek yang menggunakan teknologi
canggih yang dinamakan High Frequency Active Aurora Research Program
(HAARP), dan telah dipatenkan dengan nomor 4.686.605 atas nama Bernard J
Eastlund. Teknologi ini diciptakan oleh Nikola Tesla, seorang genius
penemu teknologi wireless pada 1891 dan penemu penghantaran tenaga
listrik melalui wireless.
HAARP merupakan proyek yang yang
menggunakan gelombang radio sebagai salah satu medianya. Dengan
menembakkan gelombang radio dengan frekuensi tertentu ke atmosfir, baik
rendah, sedang maupun tinggi, maka kondisi ionosfir dan stratosfir akan
terpengaruh, sehingga awan akan terbentuk, iklim dunia akan berubah, dan
bahkan jika gelombang itu memantul kembali ke Bumi, akan muncul taufan
atau badai, gempa bumi, dan suatu ledakan yang kekuatannya sama seperti
bunyi ledakan nuklir.
Hebatnya lagi, teknologi ini juga dipercaya
dapat digunakan untuk mengendalikan fikiran manusia, menjatuhkan pesawat
terbang musuh, mengganggu perkembangan mental manusia, dan sebagainya.
Salah satu stasiun HAARP berada di Gakona, Alaska, sebelah barat Taman
Nasional Wrangell-Saint Elias. Stasiun ini memiliki 360 antena dengan
setiap antena memiliki daya pancar gelombang radio minimal sebesar
10.000 watt. Jika semua antena itu dinyalakan secara bersamaan, maka
akan dihasilkan gelombang sebesar 3,6 juta hingga miliaran watt yang
dampaknya telah dapat kita bayangkan berdasarkan bagian kesatu artikel
bersambung ini.
Pusat pengoperasionalan HAARP berada di sebuah
fasilitas milik Angkatan Udara AS di dekat Gakona. Namanya HAARP
Research Station. Instrumen terpenting dalam penelitian HAARP adalah
Ionospheric Research Instrument (IRI), yaitu suatu radio pemancar
frekuensi sangat rendah namun berdaya tinggi.
Konon, selama
proses pembuatannya, megaproyek Blue Beam yang menggunakan teknologi ini
telah beberapa kali diuji coba. Gempa bumi berkekuatan 9,1 SR yang
melanda Aceh dan memicu tsunami pada 28 Desember 2004, ditengarai akibat
salah satu uji coba teknologi ini. Salah seorang ilmuwan yang percaya
bahwa gempa itu diakibatkan oleh HAARP adalah M.Dzikron AM, dosen
Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung (Unisba). Menurut dia, gempa
yang melanda Aceh merupakan dampak dari teknologi thermonuklir yang
dikembangkan AS, dan HAARP merupakan bagian dari teknologi itu.
Indikasi lain bahwa gempa Aceh bukan akibat pergeseran lempeng tektonik
adalah, setelah gempa dan tsunami terjadi, NOAA (National Oceanic and
Atmospheric Administration) beberapa kali merubah data magnitudo dan
posisi episentrum gempa. Selain itu, sebelum gempa, seismograf di
Indonesia dan India sama sekali tidak memperlihatkan aktifitas adanya
gempa di kedalaman dasar laut, dan beberapa saat sebelum gempa terjadi
ada gelombang elektromagnetik berkekuatan 0,5 atau 12 Hertz yang
melingkupi wilayah itu.
Petunjuk lain bahwa gempa Aceh bukan
akibat "kemarahan alam" adalah kondisi sebagian besar mayat yang
ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam pekat seperti
gosong. Padahal, kematian akibat tenggelam setelah diseret arus tsunami
tidak akan mengubah warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam.
Mayat-mayat seperti itulah yang ditemukan setelah AS menjatuhkan bom
atom di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.
Yang juga perlu
dicermati adalah, tak lama setelah musibah terjadi, kapal-kapal perang
Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan di Aceh selama beberapa
bulan. Kapal-kapal ini tak hanya sekedar mengirinmkan bantuan, namun
juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana.
Dan dua bulan setelah tsunami menerjang Aceh, Thailand, Pulau Andaman
di India, dan kawasan Afrika, ditemukan sampah nuklir di wilayah
Somalia. Penemuan ini sempat diungkap UNEP (United Nations Environment
Programme), dan diduga berasal dari Samudera Hindia.
Gempa bumi
berkekuatan 8,8 SR yang memporakporandakan Chili pada 27 Februari 2010,
juga diduga diakibatkan oleh uji coba HAARP, sehingga Presiden
Venezuela Hugo Chavez sempat menuding kalau gempa yang melanda salah
satu negara di Amerika Selatan tersebut adalah buatan dari beberapa
negara yang membenci negara itu. Indikasi kalau gempa ini diakibatkan
HAARP, karena sebelum gempa hebat itu terjadi, di langit Chili muncul
aurora.
Gempa besar berkekuatan 6,9 SR di China pada 14 April
2010 yang menewaskan sedikitnya 400 orang, juga ditengarai akibat HAARP
karena sesaat sebelum kejadian, muncul awan berbentuk aneh di langit
Negeri Tirai Bambu itu. Gempa berkekuatan 7,0 SR di Haiti pada 12
Januari 2010 yang menewaskan sekitar 200.000 orang, juga ditengarai
akibat uji coba HAARP.
Dari pusat pengoperasiannya, HAARP
diprogram untuk menembakkan gelombang radio berfrekuensi rendah, namun
berkekuatan jutaan atau bahkan miliaran watt, ke ionosfir, sehingga
"timbul gejolak" di sana. Oleh ionosfir, gelombang yang sangat kuat itu
dipantulkan kembali ke Bumi dan masuk ke tanah, lalu merambat hingga
kerak Bumi, bahkan menembus mantel Bumi. Akibat pantulan dan rambatan
ini, kepadatan dan materi di dalam tanah terguncang, terutama pada zona
patahan atau subduksi yang tidak stabil. Maka, gempa pun terjadi.
Makin kuat gelombang yang menembus kerak dan mantel Bumi, maka makin
kuat pula gempa yang terjadi. Karenanya, jangan heran ketika gempa
mengguncang Chili dan China, ada efek awan yang tak biasa atau aurora di
langit. "Penampakan" itu merupakan efek dari gelombang berfrekuensi
rendah yang mengurai atau memecah partikel-partikel di sana, dan memicu
pembentukan awan atau sprektrum cahaya. Gempa Jogja pada 26 Mei 2006
juga diduga kuat akibat HAARP karena sebelum gempa mengguncang, langit
di sebelah selatan di atas Pantai Parangtritis yang menghadap Samudera
Hindia, muncul aurora. Gempa itu berpusat sekitar 5-7 Km di utara dari
lokasi dimana aurora itu muncul.
Untuk membuktikan kebenaran
bahwa HAARP dapat membuat gempa Bumi, seorang ilmuwan membuat simulasi
sederhana, yaitu dengan sebuah maket miniatur kota yang komplit dengan
rumah-rumah, bebatuan, pohon hutan, bukit dan lainnya.
Untuk
membuktikan bahwa frekuensi sangat rendah dapat memicu gempa, dia
menggunakan pengeras suara rendah untuk bass, yaitu sub-woofer yang
diletakkan agak jauh dari maket kota miniatur tersebut. Setelah
sub-woofer dinyalakan, tiada suara yang terdengar oleh manusia. Hanya
membran di sekeliling (di pinggir)sub-woofer tersebut yang bergerak
maju-mundur dengan hebat. Apa yang terjadi kemudian? Maket miniatur
tersebut berantakan.
Perubahan cuaca ekstrim yang saat ini kita
alami juga ditengarai akibat uji coba HAARP, sehingga muncul berbagai
fenomena aneh seperti datangnya musim kemarau dan musim hujan yang tak
beraturan, terjadinya badai pasir di China pada 2010, terjadinya badai
salju di Palestina pada 2009, adanya badai tropis yang menerjang
Karibia, musibah kekeringan di Asia Tengah dan Timur Tengah, serangan
belalang yang luar biasa besar dalam satu dekade terakhir di Afrika
Barat, terjangan Badai Katrina yang meluluhlantakkan Georgia,
Mississippi dan Carolina, dan sebagainya.
Ketika gelombang
frekuensi tinggi ditembakkan ke stratosfir dan ionosfir, angkasa menjadi
panas sehingga terjadi kondensasi atau pengembunan yang memicu
pembentukan awan hujan. Selain itu, pemanasan di stratosfir dan ionosfir
menaikkan suhu udara dan memicu pembentukan jetstream (arus jet), serta
mengubah komposisi molekul dan partikel-partikel yang ada di sana, baik
partikel nitrogen, hidrogen, ozon, maupun yang lainnya. Konon, pusat
pengendalian HAARP mampu memilih salah satu atau beberapa
molekul/partikel untuk ditingkatkan jumlahnya secara signifikan,
sehingga peningkatan ini dapat memicu ketidakseimbangan molekul/partikel
di ionosfir dan stratosfir dan memicu perubahan iklim seperti yang kita
alami sekarang.
Banyak tidaknya awan yang tercipta dari
pelepasan gelombang berfrekuensi tinggi ke ionosfir dan stratosfir,
tergantung dari seberapa lama HAARP diaktifkan dan dari kekuatan
gelombangnya. Dengan cara ini, efek pelepasan gelombang dapat
dikendalikan, sehingga jika mau, badai sehebat apapun dapat dihasilkan,
dan lokasi yang menjadi sasaran penembakan gelombang ke ionosfir dan
stratosfir akan mengalami banjir dalam skala kecil, sedang, besar,
bahkan sangat besar seperti banjir bandang.
Maka, jangan heran
jika ada tudingan kalau sebenarnya pemanasan global yang saat ini sedang
berlangsung sebenarnya bukan semata-mata akibat penggunaan bahan bakar
fosil yang tak terkendali, atau akibat polusi, namun akibat uji coba
HAARP.
"Kegagalan melakukan tugas ini akan mengakibatkan
bencana bagi umat manusia, karena kekuatan rahasia yang bersifat
transnasional sudah ada, dan akan bergerak secara permanen untuk
mengendalikan dunia ini melalui sebuah invasi tipuan Alien dari luar
angkasa," katanya.
Siapa yang mendorong Soviet untuk menjual
HAARP kepada Amerika? Hingga kini masih menjadi misteri. Namun jika kita
mengkaji kembali siapa yang berada di balik tragedi-tagedi besar dunia,
seperti Revolusi Perancis, Rusia dan krisis keuangan global, serta
kemana muara gerakan ras Yahudi di seluruh dunia, rasanya kita dapat
menduga. Apalagi karena seperti kita tahu, AS merupakan basis pergerakan
mereka untuk menciptakan The New World Order (NWO).
Ribuan
tahun lalu Nabi Muhammad Saw telah menubuatkan tentang tanda-tanda
datangnya kiamat besar. Dua di antaranya bisa jadi bersumber dari
megaproyek Blue Beam dengan teknologi HAARP-nya, yakni terdengarnya
suara keras di langit pada pertengahan malam bulan Ramadhan, dan
banyaknya gempa bumi.
Abu Hurairah radliyallah 'anhu
meriwayatkan, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak terjadi
hari kiamat sehingga dihilangkannya ilmu, banyak gempa bumi,..." (HR.
Bukhari, no. 978).
Dalam Musnad Imam Ahmad, ketika Nabi
Shallallahu 'alaihi wasallam duduk-duduk bersama para sahabatnya, di
antaranya Salamah bin Nufail perawai hadits ini, beliau menyebutkan
sebuah hadits yang di antara isinya; "Sebelum terjadinya kiamat akan
terjadi kematian-kematian yang mengerikan, dan sesudahnya akan terjadi
tahun-tahun gempa bumi".
Bahkan dalam Al Qur'an, Allah
memberitahu bahwa gempa maha dahsyat akan terjadi sebagai permulaan
terjadinya kiamat. Firman Allah: "Hai manusia, bertakwalah kepada
Tuhanmu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian
yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat
keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak
yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan
kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak
mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras." (QS. Al-Hajj; 1-2)
Kini hitunglah berapa banyak gempa bumi yang terjadi dewasa ini,
termasuk di Indonesia, baik dalam skala kecil, sedang, maupun besar.
Survei Geologi AS menyebutkan, sejak 1990 jumlah gempa bumi yang direkam
oleh ilmuwan di seluruh dunia terus meningkat. Pada 2004, gempa bumi
terjadi sebanyak 31.201 kali. Jumlah ini mencapai hampir dua kali lipat
dibanding pada 1990.
Jadi besar kemungkinan serangan Yahudi dalam bentuk BENCANA ALAM dengan menggunakan HAARP..
Sadarlah wahai saudara-saudaraku, mereka (Illuminati/Freemasonry)
adalah manusia-manusia yang tidak percaya kepada akhirat, membunuh
sesama manusia dalama pandangan keyakinan mereka dalah ibadah untuk
tuhan mereka. Allah Azza wa Jalla menegaskan:
"Dan sesungguhnya
mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah
(balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat
besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya." (QS Ibrahim
14:46)
Bila ada yg ingin membantah.. Mohon dengan menggunakan
akal dan alasan sesuai syariat agama & ilmu pengetahuan karena admin
juga menggunakan keduanya..
Wallahu A'lam Bissawab
Sumber : indocropcircles.wordpress.com
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar