Sejarah Ulama Aswaja Nusantara Dan Distorsi -salafi- Wahabi
Ulama' Aswaja NU-santara ini diklaim wahabi -salafi- bagian dari golongan mereka Maulana Syeikh Sulaiman ar-Rasuli (w. 1970) yang mengarang berbagai risalah tentang Naqsyabandiyah, salah satunya yang terkemuka ialah Risalah Aqwal al-Washithah fi Dzikr wa Rabithah; kemudian Syeikh Abbas Qadhi Ladang Laweh, Syeikh Arifin Batu Hampar, kemudian Syeikh Abdul Wahid “Beliau Tabek Gadang” Payakumbuh. Dan saat polemik tersebut semakin meruncing sampai ke ranah khilafiyah dan furu’iyah fiqih maka para ulama kaum tua di Minang merespon gerakan pembaharuan kaum muda tersebut dengan mendirikan PERTI atau Persatuan Tarbiyah Islamiyah pada tahun 1930. Maka lengkaplah sudah babak polemik agama Islam antara kaum muda/modernis dan kaum tua/tradisionalis di ranah Minang. Namun seiring dengan waktu setelah masa pergolakan dan perang dingin antara kaum pembaharu muda dengan Sumatera Thawalib dan Muhammadiyah-nya serta kaum tua dengan PERTI-nya tersebut, mereka lalu hidup berdampin